Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2012

Program Wirausaha Muda Mandiri 2012 sudah sampai pada tahapan penjurian wilayah yang dilaksanakan secara bertahap. Berikut adalah hasil Penjurian Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri di wilayah : ;.

Belajar Otodidak, Muzakki Raih Omzet Ratusan Juta

Muhammad Muzakki sukses menggeluti usaha pembuatan booth sejak 2008. Pria asal Jakarta ini mengerjakan pesanan booth mulai tahap desain hingga pesanan selesai dan siap pakai.

Mengasah Naluri Bisnis

Ketika pulang dari kuliah di Amerika Serikat, Erwin Aksa menggenggam optimisme tinggi. Ia sudah belajar banyak dari para usahawan Amerika dan terutama di ruang kuliah.

Empat Tips Kelola Bisnis Pemula ala Ciputra

Pengusaha kawakan Ciputra memberikan tips mengelola bisnis, khususnya untuk pebisnis pemula. Seperti apa?

Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya.

Kamis, 13 Desember 2012

Empat Tips Kelola Bisnis Pemula ala Ciputra

Pengusaha kawakan Ciputra memberikan tips mengelola bisnis, khususnya untuk pebisnis pemula. Seperti apa?

"Saya ini memang lahir sebagai pengusaha dulu, baru profesional. Saya sekarang jadi sadar bahwa bisnis itu perlu dikelola agar bisa semakin maju," kata Ciputra saat memberikan tips bisnis di Global Entrepreneurship Week di Gedung Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin (12/11/2012).

Menurut Ciputra, mengelola bisnis itu tidak ada kata baku bahwa pengusaha ini harus bertindak seperti ini dan seperti itu. Yang lebih penting adalah bagaimana mengelola setiap hambatan bisnis menjadi sebuah peluang bisnis di masa depan.

Ciputra memberikan tipsnya dalam berbisnis. Pertama, barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak harus baru, tetapi yang lebih penting lagi adalah unik. Dengan keunikan ini, orang akan melihat apa yang kita tawarkan dan orang akan tertarik untuk membeli.

Kedua, menciptakan merek (brand) sendiri. Buatlah merek yang khas dan gampang diingat oleh konsumen. Dengan merek yang gampang diingat, pembeli juga akan gampang mengingatnya dan selalu ingin untuk membelinya. "Tapi merek ini bisa diciptakan dari sebuah produk yang dibuat oleh orang lain. Misalnya kita sudah membeli kaus dari orang lain, lalu mereknya dibuat oleh kita sendiri. Itu tidak apa-apa," katanya.

Ketiga, pasarkan secara online. Sekarang ini sudah marak berbisnis via dunia maya. Dengan cara ini, produk atau jasa bisa langsung tersebar ke pelosok. Keempat, tinggalkan cara bisnis konvensional. Pakailah agen. Di sini bisa saja barang atau jasa itu dijual melalui agen-agen penjualan. Ini akan lebih mempercepat penjualan bisnis.

Lebih dahsyat lagi, kata Ciputra, bila bisnis yang kita kelola bisa diciptakan model bisnis secara waralaba (franchise).(mlk)

Sumber : kompas.com

Rabu, 12 Desember 2012

Ingin Sukses Berinvestasi, Ini Caranya

Menabung dan investasi merupakan dua hal yang berbeda. Untuk menyiapkan tujuan jangka panjang seperti dana pensiun, dana pendidikan, tak cukup jika hanya sekadar menabung.

Menabung akan menghadapi risiko tergerus inflasi. Untuk itu, menabung sebaiknya hanya digunakan untuk menyimpan dana darurat atau keperluan sehari-hari.
Sementara itu, investasi bertujuan untuk menambah aset kekayaan, yang memiliki keuntungan melebihi tingkat inflasi. Beberapa contoh investasi seperti tanah, properti, saham, reksa dana, logam mulia, hingga koleksi seni.

Sebelum berinvestasi, ada berapa langkah yang harus Anda persiapkan. Perencana Keuangan dari Commonwealth Bank Indonesia, Edrin Sunandar, menjelaskan, sebelum memulai investasi, tentukan terlebih dahulu tujuan investasi. Tujuan ini seperti dana darurat, menyiapkan dana pendidikan, atau bahkan plesir keliling dunia beberapa tahun mendatang.

Setelah itu, siapkan terlebih dahulu dana darurat. Dana darurat ini penting untuk meng-cover kebutuhan darurat dan tak terduga. Besaran dana darurat ini tergantung masing-masing kondisi investor.
Untuk single, besarnya tiga kali biaya hidup bulanan, untuk yang sudah menikah, tujuh kali biaya hidup bulanan, dan bagi yang memiliki anak, menyediakan biaya hidup 9-12 kali.
"Selain dana darurat, jangan lupa memiliki proteksi dari asuransi kesehatan. Jika tak memiliki keduanya, rencana investasi bisa terganggu," ujar Edrin kepada VIVAnews.

Setelah dana darurat dan proteksi tercapai, hitung arus kas. Jangan lupa lunasi utang non produktif seperti cicilan kartu kredit atau kredit tanpa agunan (KTA). Setelah itu, pilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko.

Edrin menjelaskan, salah satu cara mudah untuk berinvestasi adalah melalui reksa dana. Reksa dana adalah bentuk investasi dengan menghimpun dana dari investor untuk diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek. Reksa dana ini memiliki keunggulan, yaitu mudah dan tidak membutuhkan dana yang besar untuk memulai investasi.

Ia mengingatkan, setiap investasi selalu memiliki risiko. Risiko jika berinvestasi di reksa dana adalah jika saham yang diinvestasikan menurun atau bahkan mengalami kegagalan (issuer default).

Bagaimana memilih reksa dana? Edrin menyarankan agar investor memilih perusahaan manajer investasi yang terpercaya. Caranya, lihat bagaimana kinerja selama beberapa tahun terakhir, ukur pula berapa total dana yang telah dikelola.
"Saat ini, 15 manajer investasi menguasai 80 persen pasar reksa dana," ujarnya.

Ada beberapa jenis reksa dana seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, dan reksa dana terproteksi. Sementara itu, beberapa risikonya yaitu menurunnya nilai aktiva bersih, risiko likuiditas, pasar, wanpresstasi, perubahan peraturan, dan perpajakan.

Semakin lama melakukan investasi, hasilnya lebih optimal, meski dengan dana kecil, dibanding investasi dalam jangka pendek dengan dana lebih besar. "Jika tujuan investasi sudah terkumpul, masukkan ke deposito," ujarnya.

Edrin menyarankan, sebaiknya investasi dilakukan secara berkala (dollar cost averaging), agar tidak pernah pusing dengan pasar. Apa pun kondisi pasar, investor tetap melakukan pembelian reksa dana setiap bulannya.
Selain itu, dia melanjutkan, gunakan reksa dana berbeda untuk tujuan berbeda. Misalnya untuk menyiapkan dana pendidikan anak pertama dengan anak kedua agar tidak mengganggu tujuan yang lain. (art)(mlk)

Lima Tips Menyusun Rencana Pensiun

Setiap orang pasti menginginkan pensiun dengan tenang. Sayangnya, merencanakan  pensiun bukanlah ilmu pasti, karena itu banyak orang gagal dalam menyiapkan masa depan.

Para perencana keuangan memberikan beberapa aturan kepada orang yang akan menyusun rencana pensiun, seperti dikutip dari laman NBCnews:

1. Jangan terlalu optimistis


President of Wealth Financial Group West, Tami Simpson, menjelaskan berpikir terlalu positif bukanlah resep terbaik untuk menabung untuk hari tua. Memasukkan pesimisme dalam menyusun program pensiun juga baik.

"Salah satu tantangan terbesar dalam menyusun perencanaan pensiun adalah membawa harapan orang-orang dalam kenyataan sesungguhnya," katanya.

Optimisme yang berlebihan dapat bias dan menyebabkan kesalahan perencanaan. Melebih-lebihkan skenario kesuksean finansial dan tidak memperhitungkan risiko yang tinggi merupakan kesalahan yang fatal.

"Sederhananya, jangan hanya berharap untuk hari yang cerah, siapkan juga rencana untuk hujan," katanya.

2. Jangan meremehkan pengeluaran


Saat orang memasuki masa-masa emas, maka biasanya orang akan menjadi boros dan melupakan rencana pensiun. Padahal saat pensiun, masih ada kehidupan 20-30 tahun lagi yang membutuhkan dana besar seperti kesehatan, rumah dan kebutuhan sehari-hari.

Saat pensiun, orang akan lebih sering berlibur dan merenovasi rumah daripada saat sedang bekerja. Itu semua membutuhkan dana yang tinggi, bahkan lebih tinggi tiga kali lipat saat masih bekerja.

Inflasi dapat menggerogoti tabungan dan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam jangka panjang. Perencana keuangan Mainstay Financial Group, Annalee Leonard mendorong kliennya untuk fokus pada pengeluaran masa depan.

"Kami harus melihat pendapatan, inflasi, kebutuhan jangka panjang, kesehatan medis dan keadaan darurat pada masa depan," katanya.

3. Jangan hanya fokus pada investasi

Investasi memang penting untuk rencana pensiun, namun tidak kalah pentingnya memikirkan yang lain seperti menghapus utang sebelum pensiun dan belajar untuk hidup sederhana dan hemat.

Penulis "How To Retire The Cheapskate Way: The Ultimate Cheapskate’s Guide to a Better, Earlier, Happier Retirement”, Jeff Yeager, mengatakan hidup hemat adalah ujian untuk mengontrol anggaran pensiun, ketika anda tidak lagi memiliki gaji yang masuk ke dalam rekening bank.

Melunasi utang sebelum pensiun adalah inti rencana jangka panjang. Mengubah gaya hidup anda menjadi lebih sederhana dan hemat untuk melunasi utang dapat membantu anda di hari tua.

4. Siapkan dana pendidikan anak sejak dini
Banyak orang yang masih menanggung beban pendidikan anak-anaknya saat mereka mulai masuk masa pensiun, yang berarti mereka sendiri berada di titik risiko finansial.

Merencanakan pensiun berarti memprioritaskan ulang tujuan hidup anda. Menggeser pola pikir sejak dini dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak serta uang darurat  sangat penting.

Mempersiapkan pensiun adalah saat anda harus berkonsentrasi pada keuangan diri sendiri untuk memasuki periode tidak ada lagi aliran pendapatan.

Mendorong anak untuk hidup mandiri dan mencari beasiswa dapat menolong rencana pensiun. Sangat susah bilang tidak kepada orang yang kita cintai, namun memenuhi kebutuhan gaya hidup anak, seperti membelikan mobil untuk kuliah, bukan solusi yang baik.

5. Ketahui kesehatan keuangan anda
Selalu memeriksa kondisi keuangan secara periodik adalah kunci merencanakan pensiun yang baik. Memeriksa kesehatan keuangan dapat berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional sebelum ada masalah, dan ada waktu untuk memperbaiki strategi keuangan.

"Diskusikan dengan seseorang yang dapat memberikan informasi keuangan, meminta nasihat dengan mencari contoh krisis keuangan yang dialami orang lain agar anda tidak terjebak di masalah yang sama," katanya. (umi)(mlk)

Mengasah Naluri Bisnis

Ketika pulang dari  kuliah di Amerika Serikat, Erwin Aksa menggenggam optimisme tinggi. Ia sudah belajar banyak dari para usahawan Amerika dan terutama di ruang kuliah. Tiba di Tanah Air, ia melontarkan banyak ide kepada ayahnya, usahawan Aksa Mahmud. Aksa mendengarkan sambil tersenyum. Lalu berkata perlahan, ”Semua idemu baik, tetapi selama berapa tahun ini ikut saya saja lebih dulu.”

Erwin taat pada anjuran ayahnya. Bertahun-tahun ia mengikuti ayahnya. Ia mempelajari  bagaimana ayahnya mengambil keputusan berinvestasi atau menjual perusahaan yang sudah matang. Ia belajar dari cara ayahnya berunding dengan sesama pebisnis atau mengambil putusan penting pada saat-saat krusial.

Dari hasil pembelajaran selama belasan tahun itu tercipta dalam benak Erwin bagaimana mengawinkan teori di bangku kuliah, praktik di lapangan, dan intuisi bisnis. Ia ingat betul ketika ayahnya menugaskan dirinya menjual semen Bosowa, yang memproduksi 2,5 juta ton, belasan tahun silam. Ia datang sendiri ke beberapa toko bangunan di Makassar. Namun, jawaban para pengusaha sangat mengejutkannya, ”Oh, semen apa ini? Wah, saya tak kenal, jangan dulu, deh.”

Erwin tidak patah arang. Ia datang dan datang lagi ke lebih banyak toko bangunan. Bukan hanya di Makassar, ia  juga ke kota-kota lain di beberapa provinsi. Jawaban yang ia peroleh tidak banyak berbeda. Akhirnya anak muda ini mengubah strategi. Ia menggunakan tenaga profesional untuk seolah mencari semen Bosowa di pasar. Bahkan, mereka memesan semen itu dalam jumlah signifikan. Akhirnya setelah sekian bulan, strategi ini berhasil menanam pemahaman di benak para penjual semen bahwa semen Bosowa diminati orang.

Pelan tetapi pasti, semen ini merebut pangsa pasar. Kini, Bosowa ekspansi besar-besaran sehingga pada tahun 2014 nanti mampu memproduksi semen hingga 12 juta ton. Per hari ini, produksi semen Bosowa mencapai 3,5 juta ton. Bersamaan dengan berkembangnya bisnis Bosowa, ia dipercaya  menjadi CEO  Grup Bosowa.

Darah muda, spirit muda, dan upaya mengawinkan pendidikan di bangku kuliah dengan intuisi bisnis membuat Erwin bergerak cepat. Aspek darah muda dan penggabungan teori, praktik, dan intuisi bisnis ini juga dialami para CEO muda di Indonesia, misalnya Luki Wanandi, Viktor Hartono, dan Budiarsa Sastrawinata.

Luki Wanandi, misalnya, berani melakukan ekspansi ke beberapa jenis usaha, di antaranya di industri komponen otomotif dan jasa. ”Sebelum jadi CEO Grup Gemala dan Santini, saya dibesarkan di lapangan. Jangan pernah berpikir ayah kami langsung memberi jabatan. Kami diplonco dulu di lapangan,” ujar Luki Wanandi.(mlk)
 
Editor :
Rusdi Amral

Peluang Bisnis Es Jelly Manohara

Tawaran es jelly makin marak. Minuman dingin yang satu ini memang menarik sebagai pilihan jajanan bagi anak-anak dan remaja. Apalagi jika ditambah dengan aneka bentuk serta warna jelly yang bervariasi, akan menarik untuk dibeli.

Salah satu tawaran es jelly datang dari Es Manohara. Es Manohara sudah hadir sejak tahun 2011 lalu dan berpusat di Jakarta. Saat ini, Es Manohara sudah memiliki 60 gerai yang seluruhnya milik mitra mereka. Lokasi gerai di Jakarta dan Bandung.

Es Manohara menyajikan es jelly dengan aneka bentuk. Misalnya, bentuk lumba-lumba, bunga, dan hati. Selain itu, ada juga jelly berbentuk mi, telor ceplok, serta telor puyuh pada menu es mi telor. Harga satu porsinya murah meriah, cuma Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per cup.

Jadi, terjangkau untuk anak sekolah dasar maupun remaja di bangku SMP dan SMU. Untuk menjadi mitra Es Manohara, Hilman Rusli, pemilik Es Manohara, menawarkan investasi dengan nilai Rp 4,5 juta.
Dengan mengambil paket seharga ini, mitra akan memperoleh booth, perlengkapan siap jual es jelly, pelatihan, serta bahan baku awal es jelly untuk 150 cup.

Hilman membuat asumsi, dengan menjual 50 cup per hari, mitra bisa memperoleh omzet sebesar Rp 4 juta per bulan. "Laba bersihnya 20 persen hingga 30 persen dari omzet," tutur Hilman. Dengan begitu, mitra bisa kembali modal hanya dalam enam bulan.

Hilman mengklaim, Es Manohara memiliki tiga keunggulan ketimbang pelaku usaha es jelly lainya. Pertama, harga jualnya murah alias terjangkau bagi anak-anak dan remaja. Kedua, bentuknya unik dan variatif sesuai dengan tren yang ada di dunia anak maupun remaja.

Ketiga, tentu saja, sehat. "Karena bahan baku utamanya dari serat," kata Hilman. Menurut Hilman, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es jelly-nya aman untuk dikonsumsi anak-anak.
Sehingga, tidak membuat orang tua khawatir saat anak mereka mengkonsumsi Es Manohara. Anda tertarik bermitra? (Revi Yohana/Kontan)(mlk)

Belajar Otodidak, Muzakki Raih Omzet Ratusan Juta

Muhammad Muzakki sukses menggeluti usaha pembuatan booth sejak 2008. Pria asal Jakarta ini mengerjakan pesanan booth mulai tahap desain hingga pesanan selesai dan siap pakai.

Muzakki menerima pesanan booth dalam pelbagai ukuran, seperti booth mini, booth mini kafe, island booth, hingga booth untuk pameran. Booth-booth tersebut dibuat dalam pelbagai model dan bentuk.
"Desain buatan saya cenderung elegan, minimalis, dan mengikuti tren yang ada," kata Muzakki.

Konsep desainnya sendiri murni berasal dari idenya, dengan melihat desain-desain booth yang sedang menjadi tren. Kadang, ia juga menerima masukan pelanggan dalam setiap desain booth-nya.
Menurut Muzakki, desain yang sekarang lagi ngetren adalah booth dengan bentuk karakter kartun, didukung gambar-gambar tiga dimensi (3D).

Menurut dia, tampilan booth sekarang memang harus dibuat semenarik mungkin. Dengan begitu, booth yang bakal dipakai sebagai tempat berjualan bisa menarik konsumen untuk mampir dan belanja.

Muzakki mematok tarif setiap desain booth sebesar Rp 300.000. Sementara itu, produksi satu booth Rp 3,5 juta-Rp 37 juta, tergantung ukuran, bahan, dan tingkat kerumitan.

Omzet yang dikantonginya mencapai sekitar Rp 200 juta per bulan. "Dalam sebulan, saya bisa mendesain lebih dari 20 booth dan produksi booth 10 unit hingga 15 unit," kata pria berusia 31 tahun ini.

Muzakki mengaku belajar membuat desain booth secara otodidak. Awalnya, ia membuat booth untuk dipakai sendiri. Kebetulan saat itu ia baru saja memulai bisnis penjualan teh.

Bisnis tehnya ternyata tidak berkembang. Di saat itulah, Muzakki melihat peluang bisnis membuat booth. Ia pun memutuskan untuk fokus menekuni usaha pembuatan booth.

"Awalnya, saya membeli software untuk desain booth. Saya pelajari cara-cara pembuatannya juga. Semua secara otodidak," ujar sarjana Ilmu Fisika ini.

Saat ini, banyak pengusaha waralaba yang memesan booth kepadanya, seperti D'Paris Crepes, Solopuchino, dan Javapuccino. (Revi Yohana/Kontan)(mlk)

Sabtu, 03 November 2012

Kreasi Ibu Rumah Tangga Tembus Mancanegara


Siapa sangka berawal dari iseng-iseng mempercantik pakaian dan kerudung bekas milik anggota keluarganya, puluhan perempuan warga Kampung Kiarapayung, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang sehari-harinya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga atau mengurus keluarga, kini seolah mendapat durian runtuh.

Para ibu rumah tangga itu setiap bulan selalu mendapat order berbagai produk kerajinan payet (hiasan manik-manik) dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Pasar Tanah Abang Jakarta, Cirebon, Pulau Sumatra, dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia. Luar biasanya lagi, kerajinan payet hasil kreasi ibu-ibu rumah tangga itu berhasil menembus pasar mancanegara. Padahal, kegiatan industri rumahan produk kerajinan payet itu baru berjalan kurang dari satu tahun. Omzetnya pun mencapai puluhan hingga ratusan juta per bulan bergantung pada banyaknya pesanan.

Sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Libanon, Uni Emirat Arab, Palestina, dan sejumlah negara lainnya, menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil kerajinan industri rumahan kelompok ibu rumah tangga di Desa Mekarsari. Produk-produk payet yang dihasilkan antara lain berupa pakaian muslim, sarung, tas jinjing, hingga kerudung.

Menurut salah seorang perajin produk payet, Neneng (42), sebagian besar hasil produksi mereka dipasarkan ke beberapa negara di luar negeri, khususnya negara-negara muslim. Adapun sisanya memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Salah satu permasalahan yang dihadapi para perajin untuk memenuhi permintaan pasar adalah soal waktu produksi yang terbilang cukup lama. Untuk menghasilkan sebuah kerudung payet misalnya, seorang pekerja memerlukan waktu lebih dari dua hari. "Kerajinan ini bermodal murah, tetapi butuh ketelatenan yang serius. Butuh beberapa hari bagi pemula untuk menyelesaikan satu kerajinan payet kerudung," ujar Neneng saat ditemui di Desa Mekarsari, Kamis (4/10/2012).

Teknis payet memang gampang-gampah susah. Sekilas, terlihat mudah dikerjakan karena hanya mengikuti gambar di pola. Namun ketika mulai menjahit pada pola di kain atau tas, kesulitan langsung menghampiri. Diperlukan konsentrasi tinggi serta ketelitian ketika memasang payet dalam pola yang sudah digambar.

Bagi para perajin yang jam terbangnya belum cukup tinggi, biasanya pemasangan payet tampak kurang rapi. Namun setelah jam terbangnya mencukupi, dengan sendirinya payet akan terlihat leih rapi dengan aneka macam pola. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah produk pun menjadi lebih singkat.

"Selain terus dilatih, inovasi produk baru pun menjadi keharusan agar produk-produk kami mampu bersaing dengan produk lainnya," kata Neneng.

Ia mengaku sangat bersyukur, meskipun hanya bertaraf usaha rumahan, produknya telah menjamur di berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan, produk payet asal Desa Mekarsari sudah cukup dikenal luas di sejumlah negara Asia Tenggara dan Timur Tengah.

"Harapannya ke depan, kami akan dibantu lagi dalam permodalan agar usaha kami, meskipun usaha rumahan, terus berkembang," ujar Neneng.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan BKKBN KBB, Nur Djulaeha, mengatakan kerajinan payet merupakan kerajinan industri rumahan unggulan di Desa Mekarsari. Karena dinilai cukup menjanjikan, banyak ibu-ibu rumah tangga khususnya yang tidak bekerja akhirnya memutuskan ikut serta terjun dalam menggeluti industri rumahan ini.

"Awalnya hanya ada dua kelompok yang kami bina. Tapi sekarang terus bertambah. Makin banyak ibu-ibu yang ikut membuat kerajinan payet," kata Nur.

Kerajinan payet di Desa Mekarsari baru mulai dikembangkan pada Februari 2012 saat desa tersebut memperoleh bantuan dalam program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kampung Kiarapayung, Desa Mekarsari.

"Jadi, desa ini dibina oleh lintas sektor. Ada Dinas Perdagangan, Keluarga Berencana, PKK, Dharma Wanita, GOW (Gabungan Organisasi Wanita, Red), dan lain-lain," kata Nur. (M Zezen Zainal M)


Sumber :
Editor :
Erlangga Djumena

Bermodal Rp100 Ribu, Daun pun "Disulap" Jadi Uang

Bila mendengar kata daun, biasanya yang ada di pikiran seseorang pastilah sesuatu yang kotor atau seharusnya dibuang. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Nanik Hery. Wanita satu ini bahkan berhasil meraup omzet hingga Rp70 juta per bulan.

Siapa sangka, bisnis yang bermula dari kebiasaan almarhum sang suami yang hobi mengeringkan daun dan menyelipkannya di buku, menjadi awal mula pundi-pundi uang mengalir deras ke kantongnya. Dari situ muncul beberapa ide tentang membuat suatu usaha dari olahan daun.

Modal yang ala kadarnya sebesar Rp100 ribu ternyata menjadi jalan awal usaha tersebut untuk menembus penjualan pasar internasional. "Waktu itu modalnya cuma Rp100 ribu, tapi melihat respons dari orang-orang yang begitu menyukai hasil karya kami, saya sangat bersyukur," ungkap Nanik kepada Okezone.

Nanik mengaku akan terus menjaga usaha yang merupakan warisan dari Alm suaminya. Kala itu, dirinya mencoba kreasi daun dengan membuat tempat tisu. "Kami membeli kotak tisu dan lem, lalu kami melekatkan daun sebagai hiasannya, tidak disangka hasilnya di luar dugaan, hasil kreasi kami disukai banyak orang. Selain itu usaha ini juga membuka lapangan kerja," kenangnya.

Usaha yang diberi nama "Ud Bengkel Keriya Daun 9996" ini sudah ada sejak 9 September 1996. Kini, usahanya telah merambah ke pasar internasional. Berbagai jenis barang tersedia seperti kotak tisu, buku, bingkai foto, dompet dan masih banyak lagi. Adapun untuk harga yang ditawarkan memiliki keragaman mulai Rp5 ribu hingga Rp5 juta.

Nanik menceritakan, tidak susah untuk menemukan dedaunan yang akan digunakan sebagai kreasinya. Jenis daun yang digunakan Nanik adalah daun yang mudah ditemukan, seperti daun kupu-kupu yang pohonnya banyak terdapat di pinggir jalan raya. Dia pun bekerjasama dengan dinas kebersihan Surabaya untuk mendapatkan jenis daun tersebut sehingga setiap harinya Nanik dapat memasok bahan bakunya tersebut.

Hingga saat ini Nanik telah berhasil memiliki toko sendiri yang lokasinya di Ngagel Mulyo XV Surabaya dengan karyawan sebanyak 14 orang yang ditempatkan dikelompok-kelompoknya. "Ada bagian khusus barang untuk ekspor dan ada yang barang untuk dipasarkan di dalam negeri," tutupnya. (mrt)(mlk//)


Sumber : Okezone.com

Bermodal Rp35 Juta Langsung "Banting Stir" Jualan Nasi

BERAWAL dari keinginannya menjadi seorang entrepreneur, Lailatus Sa’adah sejak duduk dibangku sekolah dasar telah memberanikan diri menjual barang yang berhubungan dengan anak-anak.

Perempuan yang kerap dipanggil Ella ini melihat, pada masa itu anak SD sedang menyukai buku-buku kecil yang lucu (seperti note). Melihat hal tersebut Ella mencoba mengisi waktu luangnya dengan membuat buku-buku kecil.

"Entah saat itu apa yang ada dipikiran saya, yang saya ingat saya hanya memanfaatkan peluang tersebut. Di waktu luang, saya membuat buku note yang lucu-lucu dan keesokan harinya saya jual ke teman-teman," ujar Ella kepada Okezone.

Wanita berusia 22 tahun lulusan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan D3 Teknik Kimia ini mengaku, momen tersebut adalah monet yang sangat berharga baginya. Karena menurutnya, walaupun Ella menjualnya dengan harga Rp100 tapi dia mengaku sangat senang karena buku-buku kecil yang dibuatnya selalu habis dibeli teman teman.

Pernah juga Ella berjualan pensil, penghapus warna warni, stiker-stiker lucu, permen bentuk lipstik yang pada saat itu sedang popular di anak-anak SD. Dirinya mengaku selalu berganti-ganti jualannya sampai dirinya duduk di bangku SMA. Namun semua itu tidak terlalu diseriusi untuk mencari keuntungan yang banyak, Ella mengaku dulu melakukannya hanya karena senang melakukannya.

Ella terlahir dari keluarga sederhana yang sangat spesial ini menceritakan, dalam keluarganya memiliki double adik kembar yakni dua kembar laki-laki dan dua kembar perempuan serta satu kakak perempuan, Ella juga memiliki orangtua yang sangat mendukung semua langkah yang dipilih anaknya untuk sukses, termasuk keinginannya menjadi seorang entrepreneur.

Krisis Ekonomi Melanda

Ketika Ella lulus dari SMA, keluarganya mengalami krisis ekonomi. Ada kabar berita bahwa dirinya belum tentu bisa berkuliah karena saat itu penjualan songkok Bapaknya yang biasanya dapat menghidupi keluarga sedang mengalami macet.

"Bila bulan-bulan sebelumnya bisa selalu mengirimkan beberapa ratus kodi songkok ke luar kota tiba-tiba terhenti sehingga stok songkok Bapak di gudang membludak dan Bapak mulai memberhentikan satu demi satu pegawainya hingga tak ada satupun pegawai yang tersisa," lirih Ella.

”Namun, Bapak tetap ingin menguliahkan saya, alhasil bapak meminjam sejumlah uang ke bank untuk membiayai kuliah saya. Salah satunya, karena hal inilah yang membuat saya benar-benar mulai berfikir serius untuk masa depan saya," tutur Ella.

Awalnya, terbesit dalam pikiran Ella untuk menjadi pegawai di perusahaan besar di Indonesia seperti Unilever atau perusahaan-perusaan asing. Berangkat dari sana, saat kuliah pun Ella mempersiapkan akademik dan segala skill yang dibutuhkan di dunia kerja. Termasuk hal-hal yang bisa menambah poin ketika Ella memasukkan curriculum vitae ke sebuah perusahaan, seperti memenangkan beberapa kompetisi akademik (karya tulis) berskala nasional, menjadi asisten dosen, menjadi seorang organisatoris, mencari pengalaman menjadi pembina di salah satu SMP dalam hal akademik dan lain sebagainya.

"Semua itu saya lakukan hingga IP pun tidak pernah kubiarkan di bawah 3,5. Tapi saya tidak sama sekali menikmati hal tersebut, hingga pada akhirnya saya duduk menjadi peserta di sebuah seminar yang berjudul entrepreneur," cerita Ella.

Di dalam seminar itu, Ella baru menyadari bahwa ternyata inilah jalan hidupnya, dirinya baru menyadari bahwa kesenangan yang dulu selalu dilakukannya ternyata merupakan sebuah profesi yang besar, "profesi menurut saya mulia dan bisa membawa saya menuju kesuksesan (itu tekad dari dalam diri saya)," kata Ella.

Jualan Nasi Krawu

Sepulang dari seminar Ella mulai memikirkan peluang apakah yang bisa dimanfaatkannya untuk membantu perekonomian keluarganya. Keesokan harinya Ella pulang ke Gresik, sesampainya di sana, Ella diajak berbincang-bincang dengan ayahnya yang ingin "banting stir" dari penjual songkok menjadi penjual nasi krawu khas dari kota Gresik.

"Bapak ingin memanfaatkan sisa uang yang dipinjam bapak ke bank (saat itu tinggal Rp35 juta) untuk membuka sebuah depot. Saya menanggapinya dengan semangat, walau dari dalam hati bertanya, 'apa cukup ya Rp35 juta untuk membuka depot seperti yang diinginkan bapak tersebut?'" tanya Ella.

Hari itu juga, di sore harinya, Ella mulai beraksi dengan bapaknya untuk mencari lokasi, setelah ditemukan lokasi yang cocok dan kebetulan ada tulisan "dikontrakkan", Ella langsung mengambil HP untuk menghubungi nomor yang tertera di sana. Ella menanyakan harganya sewa per tahun yang ternyata membutuhkan dana Rp25 juta, dan sewa minimal harus langsung dua tahun. Harga tersebut jelas tidak cukup uang Bapaknya yang akhirnya Ella mengajak bapaknya untuk pulang dan merundingkannya.

Sesampai di rumah, ternyata Bapaknya bertekad tetap ingin menyewa kontrakan itu, sementara sisa uang yang dibutuhkan pinjam lagi ke bank. Di benak Ella, sang Ayah pun merupakan orang yang berani mengambil risiko. Namun, keberanian itu tidak disetujui oleh seisi rumah. Akhirnya bapak mengajukan usul 'Ya sudah Bapak mau jualan keliling nasi krawu yang sudah dibungkus saja, nanti bapak membuka lapak kecil-kecilan di depan rumah kontrakan tadi di pagi hari'.

Betapa trenyuhnya hati Ella melihat semangat bapak yang tak kunjung reda untuk menghidupi keluarga, walaupun usaha yang sebelumnya telah dibangun bapak tiba-tiba runtuh dan menimbulkan dampak yang cukup berarti bagi keluarga, tapi semangat itu bisa secepat kilat tumbuh lagi.

Mendengar jawaban sang bapak, seluruh anggota keluarga yang diajak berunding mendadak diam. Hingga Ella mendengar kakaknya berkata 'Ya Allah, Bapak ndak malu ta jualan nasi krawu bungkusan keliling kayak gitu, aku ndak tega Pak lihat sampeyan gitu'. Bapaknya malah ketawa, "hahaha...kenapa harus malu, manusia itu hidup untuk berjuang selebihnya serahkan pada yang di atas..yang penting semangat..semua jalan harus dicoba, jangan mendahulukan malu," tutur Bapak Ella.

Pelajaran besar kembali didapatkan Ella, saat itu tiba-tiba terbesit maraknya franchise-franchise. Dari situlah Ella memikirkan bagaimana caranya agar nasi krawu bisa dibuat franchise. Pada saat itu Ella meninggalkan forum tadi dan menyendiri di kamar untuk berfikir gimana caranya nasi krawu bisa dimodif sehingga bisa diterima mayarakat luas.

Kemudian Ella berpikiran menuju ke mobilitas masyarakat yang semakin lama semakin meningkat. Dari situ tentu dibutuhkan makanan yang praktis dan cepat, namun kebanyakan makanan praktis dan cepat identik dengan junkfood yang berasal dari luar negeri. Padahal menurunya Indonesia kaya akan warisan kuliner nusantaranya yang juga tidak kalah enak dengan makanan  dari luar. "waaaah....kenapa saya enggak buat nasi krawu jadi makanan praktis saja yaaa..dan selanjutnya akan saya jual dengan sistem franchise," ujar Ella kala itu.

Saat itu sontak membuat Ella langsung beranjak dan keluar dari kamar, “sampun pak, bapak jangan jualan nasi krawu..yang jualan aku aja pak di kampus. Aku diajari aja cara masaknya”. Seketika mucul kata-kata itu karena Ella tidak tega melihat bapaknya yang usianya sudah memasuki kepala lima masih mau berjualan keliling.

Ikut Kompetisi

Pada saat itu semua anggota keluarga mendukung setelah dijelaskan konsep franchise yang dimilikinya. Ella dulu memulainya dengan menitipkan krawu burger di kantin-kantin jurusan  ITS Surabaya pada tanggal 17 April 2011. Saat itu pasar yang ditujunya cukup menerima produknya dengan sangat baik, terbukti dengan hanya dalam satu jam, produk titipannya tersebut telah habis terjual. Karena antusiasme pasar yang cukup baik ini, semangatnya semakin berapi-api untuk mengembangkan usahanya. Namun, untuk mengaktualisasikan mimpi tersebut bagaimanapun tetap dibutuhkan sejumlah modal.

"Saya mencoba ke beberapa investor namun tidak memberikan hasil, sampai akhirnya saya melihat ada selebaran kompetisi diplomat success challenge season 2. Ada sedikit terbesit dalam pikiran saya bahwa saya tidak mungkin memenangkannya karena sepertinya acara ini begitu besar, apalagi ditambah ada pak Helmi yahya yang merupakan idolaku duduk sebagai juri yang semakin menambah ke-nervous-anku.”ungkap Ella.

Namun Ella kembali mengingat semangat bapaknya yang begitu hebat. Akhirnya  ella menguatkan dari dalam hati dengan memulai melengkapi semua berkasnya dan kukirim template proposalnya. Setelah mengirimpun dirinya mengaku sama sekali tidak ada fikiran untuk menunggu kabar gembira akan lolos. Saat itu Ella malah sibuk mengikuti kompetisi besar lain yang sekiranya juga bisa membantunya untuk mendapatkan sejumlah modal. Kompetisi tersebut adalah shell liveWIRE Business Start up Award 2011. Kompetisi itupun juga harus mengalahkan banyak peserta se-Jawa Bali dalam beberapa tahapnya untuk mendapatkan modal usaha sebesar Rp20 juta.

Semangatnya kembali berkobar-kobar dengan ditemani Teguh Indoko yang dulu teman dekatnya dan kini telah menjadi suaminya, saat itu Ella dan suaminya mulai membuat satu booth dengan dana yang diberikan oleh PT. Shell. Dalam perjalanannyapun dibantu beberapa orang tim yang selalu silih berganti, hanya suami dan keluarganya saja yang tetap setia mulai awal menemaninya berjuang hingga sekarang.

"Di tengah-tengah rapat bersama, tiba-tiba saya ditelepon oleh panitia diplomat success challengeseason 2, beliau memberikan kabar bahwa saya lolos seleksi untuk menjadi finalis di ajang ini dan harus dikarantina selama dua minggu di Jakarta. Hati saya semakin bergemuruh mengucap syukur yang tiada henti, hampir perjuangan saya saat itu selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT," ungkap Ella.

Setelah mendapat kabar tersebut Ella berangkat ke Jakarta, menjalani masa karantina yang didalamnya sangat banyak tantangan-tantangan yang harus diselesaikannya untuk menjadi pemenang dan pulang membawa modal usaha yang sangat besar. Dengan tekad penuh dan semangat yang kuat seperti yang diajarkan oleh bapaknya, Ella terus mencoba bertahan atas semua tantangan yang diberikan walau sempat di masa-masa akhir perjuangan, di 4 besar Ella menangis karena dirinya ingin sekali berkomunikasi dengan keluarga terutama dengan suaminya.

"Entah apa yang saat itu saya pikirkan, saya hanya butuh telepon orangtua saya dan mas Teguh untuk diberikan sedikit kata-kata semangat. Tapi hal tersebut tidak diperbolehkan, yah akhirnya saya hanya kembali mengingat niat awal dan semua ajaran-ajaran bapak saya. Akhirnya saya bisa kembali berdiri tegap dan ternyata alhamdulillah saya juga diberikan kesempatan untuk menjadi pemenang di ajang ini. Dan kali ini saya menangis lagi tapi menangis bahagia," ujar Ella.

Akhirnya Ella pulang dengan membawa modal dan kembali berjuang. Saat ini outlet-nya akan memasuki sembilan outlet. “Dalam perjuangan ini saya selalu mengingat sabda Nabi Muhammad SAW yang diajarkan bapak saya, sabda tersebut adalah "man jadda wa jada" artinya "barang siapa yang mau bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya," tutur Ella. Sampai saat inipun kata-kata itu masih terus menghiasi langkahnya dalam berjuang, karena Manusia itu Hidup untuk Berjuang. (ade)(//mlk)


Sumber : Okezone.com

Senin, 24 September 2012

Bisnis Terbaik


Seorang usahawan muda di Jakarta punya 10 juta dollar AS atau setara dengan Rp 94 miliar. Ia bingung untuk investasi. Kalau dideposito dan sebutlah ia dapat bunga 4 persen, setahun uangnya bertambah Rp 3,769 miliar atau Rp 313 juta per bulan. Cukup enak. Namun, bukan wataknya menyimpan uang di bank. Ia lebih suka bertarung di lapangan.

Kepada ayahnya yang seorang usahawan komponen otomotif, anak muda itu minta saran. Ayahnya berkata, ”Mantapkan hatimu. Masuklah ke bisnis yang engkau sukai dan benar-benar kuasai. Jangan terombang-ambing. Jangan silau kemajuan usahawan lain. Putuskan, dan lupakan!”

Anak muda ini terkesiap oleh ucapan ayahnya. Ia lalu menimbang lagi. Kalau membangun hotel bintang dua, ia bisa mendapatkan dua hotel dengan masing-masing di atas 100 kamar. Jika hotel selalu ”hampir penuh” dan dikelola baik, ia bisa berharap modal kembali kurang dari empat tahun. Ia tinggal menghitung laba.

Kalau membuka kafe waralaba asing, ia bisa memperoleh setidaknya 30 kafe kelas satu. Ia masukkan ke mal dan bayar sewa. Kalau berjalan mulus, investasi bisa balik dalam tiga tahun. Jika gagal?
Terombang-ambing, ia teringat nasihat ayahnya. Masuk ke bisnis yang ia kuasai benar. Dan bisnis itu adalah perminyakan. Selama delapan tahun terakhir, ia bekerja di sebuah perusahaan minyak bumi. Maka, ia tetapkan hati masuk ke minyak.

Berdasarkan izin legal yang ia peroleh, ia gunakan uangnya untuk ”mencari sumur minyak” di Pulau Sumatera. Menurut hitungan sederhana, kalau beruntung, pencarian pertama saja sudah bisa menemukan sumur minyak. Pada eksplorasi pertama, tidak ditemukan apa-apa. Ia tidak terpukul. Pada eksplorasi kedelapan, ditemukan sumur minyak, tetapi tidak layak. Ongkos eksplorasi malah lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan minyak. Di sini ia berdebar. Terus atau tidak? Uangnya hanya cukup untuk dua kali lagi pencarian minyak lagi. Kalau hasilnya nihil?

Pada titik amat kritis ini, ia teringat kembali nasihat ayahnya. Putuskan dan lupakan. Ia putuskan terus mencari. Lupakan, agar ia tidak menyesal kalau seluruh hasilnya buruk. Pada pencarian kesembilan, kembali timnya gagal.

Pada kesempatan terakhir, usahawan ini bisa tersenyum. Timnya menemukan sumur minyak. Tidak besar, ”hanya” 10.500 barrel per hari. Ia sujud syukur. Kini ia bisa membangun perusahaan ritel, beberapa kafe, restoran yang laris, dan membeli saham sebuah bank swasta nasional. (Abun Sanda)(mlk)

Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Erlangga Djumena

Rabu, 12 September 2012

10 Mitos Uang yang Sering Salah Kaprah

Apa saja mitos-mitos yang bagi sebagian kalangan dijadikan pembenaran?

 Selama beberapa tahun masyarakat dikelilingi oleh sejumlah mitos mengenai uang. Mitos ini terutama beredar di kalangan muda di berbagai negara.

Tak ayal lagi, mitos yang berkembang itu justru akan menuntun pada jalan sesat, menghabiskan waktu, bahkan lebih parah lagi, menghancurkan hidup seseorang.

Dikutip dari laman Money Talk News, berikut adalah 10 kesalahpahaman umum seputar uang yang sebetulnya lebih cocok dianggap sebagai khayalan dibandingkan fakta:

1. Makin banyak uang hidup makin bahagia

Sebelum membenarkan mitos ini, coba tengoklah kehidupan Anna Nicole Smith, John Belushi, Marilyn Monroe, Michael Jackson, Jimi Hendrix, dan Elvis Presley. Apakah ketenaran dan kekayaan membuat mereka bahagia?

Kebahagian datang dari bagaimana Anda menghargai diri sendiri. Dan harga diri adalah sesuatu yang tak bisa dijual.

Daripada Anda terobsesi dengan uang, pikirkan kembali apa hal yang benar-benar membuat Anda bahagia. Selanjutnya, hasilkan cukup uang lewat aktivitas-aktivitas itu. Membuatnya lebih banyak merupakan hal yang memboroskan dari kehidupan Anda di planet ini.

2. Pendapatan besar menjauhkan tumpukan utang

Apa yang membedakan orang dengan penghasilan Rp450 juta setahun dengan utang Rp900 juta dengan mereka yang bergaji Rp4,5 miliar setahun dan utang Rp9 miliar? Jawabannya, tidak ada. Kecuali jika mereka memiliki uang untuk dana cadangan.

Utang seringkali meningkat seiring naiknya penghasilan. Apa yang menjauhkan Anda dari utang bukanlah penghasilan tinggi atau kekayaan. Satu-satunya jalan adalah tak meminjam uang

3. Miliarder senantiasa hidup mewah

Hasil penelitian The Millionaire Next Door mengungkapkan rata-rata orang kaya AS mengendarai mobil biasa, tinggal di rumah yang sudah ditempati puluhan tahun dan menghindari pakaian bermerek. Inilah cara yang membuat mereka menjadi miliarder.

Lalu siapa yang membeli pakaian bermerek selama ini? Kemungkinan mereka yang tak pernah menjadi kaya karena menggunakan kebebasan keuangan esok hari untuk kesenangan saat ini.

4. Makin banyak uang, kekhawatiran makin berkurang

Omong kosong. Uang bukanlah akhir kegelisahan. Dia akan terus menyebabkan berbagai kekhawatiran kehilangan uang. Mereka yang tak memiliki banyak uang untuk makan atau tempat tinggal memiliki lebih banyak hal yang dikhawatirkan.
Namun, ketika Anda sudah memiliki cukup uang sesuai kebutuhan, kelebihannya justru akan menambah kekhawatiran bukan menghilangkannya.

5. Uang bisa membantu mencari cinta

Bagi sebagian wanita yang tak terlalu terpikat dengan uang, mereka umumnya lebih tertarik dengan ambisi dan intelektual apalagi jika dikombinasikan dengan humor. Semua orang tertarik dengan mereka yang memiliki kepercayaan diri dan bisa mentertawakan diri sendiri.

Seperti burung merak, orang kaya dengan mudah menarik perhatian. Apakah Anda ingin menghabiskan hidup dengan seseorang yang sangat dangkal dan tidak aman karena hanya tertarik dengan uang Anda?

6. Saya bisa bersenang-senang jika memiliki lebih banyak uang

Tak bisa disangkal, uang bisa mewarnai elemen dari hari-hari yang menyenangkan. Namun, jika Anda membutuhkan lebih banyak uang untuk bersenang-senang, Anda akhirnya akan merasa bosan. Kalaupun Anda menjadi miliarder, Anda tetap akan merasa bosan.

7. Uang berarti keamanan

Ketika Anda mendalami lebih jauh, tujuan utama uang adalah membuat hidup begitu mudah diprediksi. Uang membuat Anda bisa mengontrol lingkungan dengan mempersiapkan hal yang tidak diinginkan.

Walau sebagian dari mitos ini betul, tak ada uang yang cukup untuk membuat segala sesuatu bisa dikendalikan. Anda bisa saja mati terkena serangan jantung ketika sedang membaca tulisan ini.

8. Uang bisa memudahkan bertemu orang-orang menarik

Stacy Johnson, penulis dari Money Talk News, mengatakan, "Jika saya ingin mengoptimalkan peluang saya menemukan orang-orang menarik, saya tidak akan pergi ke country club terdekat." 

Tak jarang Stacy mengaku bertemu orang-orang kaya yang sangat sombong, berpikiran sempit, penuh kepura-puraan, dan tukang menghakimi. Namun, perilaku mereka itu bukan karena kekayaannya. Perilaku itu muncul karena mereka tak pernah mengatasi kesulitan.

Cara seseorang mengatasi kesulitan seringkali membuat orang-orang tertarik. Bukan berapa banyak uang yang dimiliki.

9. Saya butuh uang untuk bepergian dan itu penting

Dunia ini adalah tempat yang menarik dan perjalanan yang terencana dengan baik membuat Anda lebih tertarik. Namun, pesiar sering kali muncul dalam berbagai bentuk dan tentunya dengan biaya yang berbeda-beda.

Dalam bukunya Life of Debt, Stacy memberikan gambaran menarik mengenai salah satu kesenangannya yaitu berlayar. Di buku itu diceritakan, pasangan hidupnya membangun sebuah kapal dan berlayar mengelilingi dunia, bekerja ketika diperlukan dan tak pernah menghabiskan uang dalam jumlah besar. Kapal itu tak memiliki AC, kulkas, bahkan sebuah radio.

Apa yang dilakukan orang kebanyakan dalam situasi yang sama adalah menunggu uang lebih banyak untuk membiayai keinginan mereka pergi berlayar menggunakan kapal mewah. Hasilnya jelas, orang ini biasanya menghabiskan hidupnya di dalam dok kapal. Sungguh sia-sia.

10. Uang bisa membeli teman

Mitos ini tak hanya salah tapi juga bertentangan dengan fungsi uang sebenarnya. Stacy mengaku memiliki banyak teman super kaya dan dari pengamatannya, uang hanya mampu menarik teman berkumpul dan bukan teman sesungguhnya.

Banyak orang kaya yang sama sekali tak percaya dengan motivasi uang semacam itu. Tak jarang teman sesungguhnya dari orang terkaya dan terkenal adalah mereka yang telah mengenalnya sebelum kaya atau terkenal.(mlk)

Sumber : vivanews.com

Selasa, 11 September 2012

Tips Memilih Pekerjaan atau Bisnis yang Tepat

Jakarta - Saat memilih pekerjaan ataupun bisnis sering kali terbalik, sering kali orang memilih yang paling mudah terlebih dahulu. Walaupun dia tidak suka atau pekerjaan tersebut tidak menghasilkan seperti yang dia inginkan, dia tetap saja memilih yang paling mudah.

Contohnya: ketika orang lulus kuliah atau lulus sekolah, pertama kali pekerjaan apapun akan diterima, bahkan dia menekuninya, ataupun dipecat ataupun pensiun dia tidak mencari pekerjaan lain.

Kenapa? Karena dia mencari yang mudah. Dalam hidup ini kalau Anda mencari yang mudah, Anda dapat yang mudah tapi belum tentu menghasilkan, tapi kalau Anda mencari yang menghasilkan dan yang Anda suka, mendadak hidup Anda akhirnya jadi mudah.

Jadi didalam hidup ini, hal pertama yang harus diperhatikan dalam bisnis adalah harus memilih goal-goal yang kita inginkan seperti apa? Goal keuangan, goal apapun, goal kesehatan, goal waktu kita, goal relationship kita, goal intelektual kita, mental kita dan kemudian kita sadari goal-goal tadi kira - kira butuh uang berapa? Butuh biaya berapa?

Dan kemudian sadari goal - goal kita tadi butuh biaya berapa dan kapan. Dan dari biaya tersebut, kita hitung kita butuh uang tersebut hingga umur berapa.

Setelah melakukan hal tersebut, baru kita cari: bisnis - bisnis apa atau pekerjaan apa yang bisa menghasilkan ke arah sana dalam waktu yang seperti saya inginkan. Bisnis tadi bisa jadi banyak sekali, entah bisnis online ataupun offline, dan setelah ditulis, baru kita pilih mana yang kita suka. Kita harus memilih yang kita suka, karena kalau kita tidak suka, tidak bisa jalan.

Coba bayangkan: "Apakah Michael Jordan bisa sukses seperti hari ini, tapi ternyata sebenarnya dia tidak suka basket?" Tidak mungkin. "Apakah Madonna tidak suka nyanyi, tidak suka menari?". Tidak mungkin. Nah kita cari yang kita suka. Anda tanya: "Boleh tidak: yang menghasilkan tapi kita tidak suka?". Jawabnya: "Boleh" dengan syarat: secepat mungkin kita delegasikan.

Saran saya: cari yang Anda suka, tetapi menghasilkan. Kemudian dari yang menghasilkan dan Anda suka, baru pilih mana yang mudah dicapai. Semoga bermanfaat, saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat!(hen/hen)(mlk)

Sumber : detik.com 

Rabu, 05 September 2012

Trik Cepat Kaya Ala Menteri Koperasi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarif Hasan menyatakan tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi, yaitu 6,3 persen di mana 493 ribu merupakan lulusan sarjana. Enterpreneurship merupakan salah satu cara untuk menyerap pengangguran.

Meski angka kemiskinan ini termasuk tinggi,  jika dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Indonesia masih lebih baik. Untuk itu dia mendorong agar masyarakat Indonesia berwirausaha agar dapat menyerap pengangguran.

"Seorang entrepreneur memiliki nilai yang sangat tinggi karena dapat berperan di masyarakat sebagai penyerapan tenaga kerja yang semakin tinggi," kata Syarif dalam Talkshow dan Launching Buku "Cracking Entrepreneurs" milik Rhenald Kasali di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Ia menjelaskan jika ingin kaya, maka jangan menjadi karyawan. "Karyawan kaya pasti akan berhadapan dengan KPK, sedangkan seorang entrepreneurship kaya tidak akan dicurigai karena wirausahawan memiliki pintu rezeki 10," ujarnya.

Pemerintah sendiri telah mencanangkan gerakan entrepreneurship sejak 2 tahun yang lalu. Hasilnya cukup menggembirakan, pada waktu awal gerakan ini dicanangkan jumlah wirausaha baru sekitar 0,18 persen.

"Banyak peluang di hadapan kita dan negara-negara lain sangat menyadari potensi Indonesia," katanya.

Syarif menjelaskan masyarakat sudah mulai menyadari bahwa entrepreneurship telah menjadi prioritas untuk menjadi bangsa yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari peran Guru Besar Ekonomi UI, Rhenald Kasali.

Rhenald, lanjut Syarif, telah menginspirasi generasi muda untuk menggiatkan entrepreneurship. Semangat yang ditunjukkan melalui buku-bukunya menular ke masyarakat Indonesia baik itu akademisi, pemerintah maupun generasi muda. (umi)(mlk)

Sumber : vivanews.com

5 Tanda Bisnis Pemula yang Bakal Sukses

Setiap tahun ratusan perusahaan baru bahkan ribuan startup (perusahaan baru bidang teknologi) mencoba peruntungannya dalam persaingan bisnis yang makin ketat. 

Tak jarang beberapa diantara mereka harus gigit jari dan terpaksa melihat bisnis yang mereka bangun dari awal itu harus berhenti beroperasi karena kalah bersaing.

Di pihak lain, sebagian diantara pebisnis pemula ini akhirnya lolos dalam saringan dan berhasil mengembangkan bisnisnya hingga menjadi gurita besar. 

Sebetulnya tanda-tanda bisnis baru yang bakal menjelma menjadi perusahaan besar bisa dilihat sejak awal. Dikutip dari laman Forbes, Selasa, 17 Juli 2012, berikut adalah 5 tanda-tanda bisnis-bisnis para pemula yang bakal meraih kesuksesan:

1. Memiliki konsumen jelas
Tahukah Anda, bisnis yang sedang Anda kerjakan memiliki konsumen yang bersedia membayar produk atau jasa yang anda tawarkan. Sayangnya, banyak pebisnis baru yang gagal menangkap asumsi para konsumennya. 

Bisnis baru yang bakal menuai sukses biasanya menghitung skala pertumbuhan berdasarkan basis data konsumen yang teruji, tetap dan rela membayar. 

2. Memperlihatkan perspektif strategis
Ini merupakan lawan dari perusahaan yang berjalan dalam posisi panik atau tengah berusaha bertahan. Bisnis baru yang sukses senantiasa merencanakan dan berpikir jauh mengenai ekspansi bisnis secara nasional dan global. 
Perusahaan itu juga memiliki agenda setahun dan lima tahun yang jelas.

3. Bagaimana cara pengelolaan keuangan?
Tak pernah ada waktu yang lebih baik dalam memulai sebuah bisnis. Namun, mungkin tak ada waktu yang lebih menantang dibandingkan ketika Anda harus berhadapan dengan masalah pinjaman maupun pendanaan saat memulai bisnis di tahap awal. 

4. Dijalankan penuh transparansi
Komitmen, integritas, dan transparan adalah tiga hal yang sangat berkaitan. Organisasi yang sukses biasanya memiliki sedikit, bahkan tak ada satupun, hal yang disembunyikan. Hidup akan terasa lebih mudah jika Anda memiliki sedikit rahasia mengenai metode tagihan, harga, maupun strategi akuisisi. 
Strategi ini juga sangat efektif untuk membuat para pekerja Anda lebih loyal dan memiliki keterikatan yang kuat.

5. Komunikasi
Sebuah pepatah mengatakan, Setiap pemimpin maupuan perusahaan besar senantiasa memiliki komunikasi yang baik. Mereka mengkomunikasikan berita baik dan buruk dalam bahasa tegas dan langsung.  

Perusahaan besar biasanya tidak pernah lahir karena satu orang dan berdiri sendiri. Bahkan perusahaan yang telah sukses saat ini menyadari setiap peluang dan kebutuhan vital akan berhasil ditempuh jika terjadi komunikasi yang baik.  (sj)(mlk)

Sumber : vivanews.com

21 Perbedaan Cara Pikir Miliarder dan Orang Biasa (II)

Miliarder wanita dunia asal Australia, Gina Rinehart, memberikan pernyataan keras kepada media dengan mengatakan kalangan kelas menengah terlalu cemburu dengan orang-orang kaya.

Gina yang tengah terlibat kasus hukum perebutan harta warisan ini menganggap kalangan kelas menengah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi dibandingkan bekerja keras guna mengumpulkan kekayaannya.

Pengarang buku How Rich People Think, Steve Siebold, yang telah mewawancari miliarder hampir tiga dekade mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat kalangan super kaya ini seolah terpisah dengan kalangan lain.

Dikutip dari Business Insider, perbedaan sebetulnya terletak pada uang itu sendiri. Ini adalah mengenai mentalitas.

"Kalangan kelas menengah sering menasihati untuk bahagia dengan apa yang dimiliki," kata Steve. "Secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ketakutan bila ingin berkaitan dengan uang".

Berikut adalah 21 perbedaan cara berpikir para miliarder dan orang-orang biasa: (Untuk melihat 10 cara pikir lainnya, klik link ini).

11. Orang biasa menilai pasar modal dikendalikan oleh logika dan strategi. Orang kaya tahu bahwa pasar modal dikendalikan emosi dan keserakahan.

Sukses investasi di bursa saham tak selalu hanya berdasar formula hitung-hitungan matematika. Orang kaya justru menilai faktor utama yang mengendalikan pasar keuangan adalah ketakutan dan keserakahan. "Mereka memasukkan faktor ini pada perdagangan dan tren pasar modal," kata Siebold.

Pengetahuan mengenai sifat alami manusia dan dampak overlap pada perdagangan pasar modal memberikan investor keuntungan strategis dalam membangun kekayaan lebih besar melalui leverage.

12. Orang biasa hidup di atas kebutuhan mereka, orang kaya justru sebaliknya.

Orang kaya hidup di bawah standar kebutuhannya, bukan karena mereka cerdas. Namun, karena mereka membuat banyak uang untuk hidup mewah di saat mengantongi pasokan layaknya seorang raja di masa mendatang.

13. Orang biasa melatih anaknya untuk bertahan. Orang kaya melatih anaknya untuk menjadi kaya.

Kalangan orang kaya melatih anak-anaknya sejak usia dini dengan mengenalkan konsep berpunya dan tak berpunya. Meski banyak orang yang berpendapat bahwa Siebold mengakui dirinya mendukung ide elitism tersebut, dia menolak pandangan itu.

"Masyarakat selalu mengatakan orang tua mengajarkan anaknya untuk melihat ke bawah (masyarakat yang lebih miskin). Itu tak semuanya benar," kata Siebold. "Apa yang mereka ajarkan pada anaknya adalah melihat dunia melalui mata yang lebih objektif."

14. Orang biasa memiliki uang yang membuatnya stres. Orang kaya mencari kedamaian pikiran dalam kekayaan.

Alasan mengapa orang kaya mendapat kekayaan lebih banyak adalah mereka tidak takut untuk mengakui bahwa uang bisa membuat masalah selesai.

"Kalangan menengah melihat uang sebagai kebutuhan yang tak pernah ada habisnya, sehingga harus memenuhi sepanjang hidup".

15. Orang biasa memilih terhibur daripada terdidik. Orang kaya justru sebaliknya.

Umumnya orang-orang kaya tak banyak berinvestasi dalam bentuk pendidikan formal. Justru yang mereka lakukan adalah belajar sepanjang waktu, kendati masa pendidikan telah usai.

"Ketika masuk ke rumah orang kaya, hal pertama yang Anda lihat adalah ruang perpustakaan mahal berisi buku-buku yang telah membuat mereka menjadi sukses".

16. Orang biasa berpikir orang kaya adalah sombong. Orang kaya hanya ingin dikelilingi oleh golongan yang memiliki pemikiran sama.

Mentalitas negatif dari uang yang telah meracuni kalangan kelas menengah membuat kalangan orang kaya memilih untuk bergaul dengan masyarakat yang sama dengan mereka.

"Orang kaya tak bisa menerima pesan mengenai kiamat dan kegelapan," kata Siebold.

17. Orang biasa fokus pada menabung. Orang kaya fokus pada pendapatan.

Siebold berteori, kalangan orang kaya memfokuskan dirinya memikirkan cara meraih untung dari risiko yang diambil. Langkah ini lebih dipilih daripada menyimpan uang yang telah diterimanya.

18. Orang biasa bermain aman dengan uangnya. Orang kaya tahu kapan waktunya mengambil risiko.

19. Orang biasa senang kenyamanan. Orang kaya mencari kenyamanan dalam ketidakpastian.

Bagi sebagian orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menjadikan risiko sebagai jalan menjadi miliarder. Tantangan yang bagi kalangan kelas menengah akan menciptakan posisi tak nyaman.

"Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosi merupakan tujuan utama dari pemikiran kalangan kelas menengah".

20. Orang biasa tak pernah mengaitkan uang dan kesehatan. Orang kaya tahu bahwa uang bisa menyelamatkan hidup.

Di saat sebagian besar masyarakat AS berselisih mengenai isu Obamacare dan jaminan asuransi kesehatan perusahaan, kalangan super kaya justru mendaftar layanan kesehatan super elite.

Orang kaya ini menjadi anggota dari asuransi yang memberikan jaminan 24 jam yang hanya bisa diakses segelintir masyarakat.

21. Orang biasa percaya bahwa mereka harus memiliki keluarga bahagia atau menjadi kaya. Orang kaya tahu bagaimana mendapatkan semua itu.

Ide mengenai kekayaan akan memunculkan waktu berkumpul keluarga yang mahal, tak lain hanya sebuah pembiaran. Orang kaya berpikir Anda bisa memiliki semuanya jika melakukan pendekatan pada tantangan itu dengan pikiran penuh cinta dan kekayaan. (art)(mlk)

Sumber : vivanews.com