Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2012

Program Wirausaha Muda Mandiri 2012 sudah sampai pada tahapan penjurian wilayah yang dilaksanakan secara bertahap. Berikut adalah hasil Penjurian Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri di wilayah : ;.

Belajar Otodidak, Muzakki Raih Omzet Ratusan Juta

Muhammad Muzakki sukses menggeluti usaha pembuatan booth sejak 2008. Pria asal Jakarta ini mengerjakan pesanan booth mulai tahap desain hingga pesanan selesai dan siap pakai.

Mengasah Naluri Bisnis

Ketika pulang dari kuliah di Amerika Serikat, Erwin Aksa menggenggam optimisme tinggi. Ia sudah belajar banyak dari para usahawan Amerika dan terutama di ruang kuliah.

Empat Tips Kelola Bisnis Pemula ala Ciputra

Pengusaha kawakan Ciputra memberikan tips mengelola bisnis, khususnya untuk pebisnis pemula. Seperti apa?

Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya.

Senin, 24 September 2012

Bisnis Terbaik


Seorang usahawan muda di Jakarta punya 10 juta dollar AS atau setara dengan Rp 94 miliar. Ia bingung untuk investasi. Kalau dideposito dan sebutlah ia dapat bunga 4 persen, setahun uangnya bertambah Rp 3,769 miliar atau Rp 313 juta per bulan. Cukup enak. Namun, bukan wataknya menyimpan uang di bank. Ia lebih suka bertarung di lapangan.

Kepada ayahnya yang seorang usahawan komponen otomotif, anak muda itu minta saran. Ayahnya berkata, ”Mantapkan hatimu. Masuklah ke bisnis yang engkau sukai dan benar-benar kuasai. Jangan terombang-ambing. Jangan silau kemajuan usahawan lain. Putuskan, dan lupakan!”

Anak muda ini terkesiap oleh ucapan ayahnya. Ia lalu menimbang lagi. Kalau membangun hotel bintang dua, ia bisa mendapatkan dua hotel dengan masing-masing di atas 100 kamar. Jika hotel selalu ”hampir penuh” dan dikelola baik, ia bisa berharap modal kembali kurang dari empat tahun. Ia tinggal menghitung laba.

Kalau membuka kafe waralaba asing, ia bisa memperoleh setidaknya 30 kafe kelas satu. Ia masukkan ke mal dan bayar sewa. Kalau berjalan mulus, investasi bisa balik dalam tiga tahun. Jika gagal?
Terombang-ambing, ia teringat nasihat ayahnya. Masuk ke bisnis yang ia kuasai benar. Dan bisnis itu adalah perminyakan. Selama delapan tahun terakhir, ia bekerja di sebuah perusahaan minyak bumi. Maka, ia tetapkan hati masuk ke minyak.

Berdasarkan izin legal yang ia peroleh, ia gunakan uangnya untuk ”mencari sumur minyak” di Pulau Sumatera. Menurut hitungan sederhana, kalau beruntung, pencarian pertama saja sudah bisa menemukan sumur minyak. Pada eksplorasi pertama, tidak ditemukan apa-apa. Ia tidak terpukul. Pada eksplorasi kedelapan, ditemukan sumur minyak, tetapi tidak layak. Ongkos eksplorasi malah lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan minyak. Di sini ia berdebar. Terus atau tidak? Uangnya hanya cukup untuk dua kali lagi pencarian minyak lagi. Kalau hasilnya nihil?

Pada titik amat kritis ini, ia teringat kembali nasihat ayahnya. Putuskan dan lupakan. Ia putuskan terus mencari. Lupakan, agar ia tidak menyesal kalau seluruh hasilnya buruk. Pada pencarian kesembilan, kembali timnya gagal.

Pada kesempatan terakhir, usahawan ini bisa tersenyum. Timnya menemukan sumur minyak. Tidak besar, ”hanya” 10.500 barrel per hari. Ia sujud syukur. Kini ia bisa membangun perusahaan ritel, beberapa kafe, restoran yang laris, dan membeli saham sebuah bank swasta nasional. (Abun Sanda)(mlk)

Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Erlangga Djumena

Rabu, 12 September 2012

10 Mitos Uang yang Sering Salah Kaprah

Apa saja mitos-mitos yang bagi sebagian kalangan dijadikan pembenaran?

 Selama beberapa tahun masyarakat dikelilingi oleh sejumlah mitos mengenai uang. Mitos ini terutama beredar di kalangan muda di berbagai negara.

Tak ayal lagi, mitos yang berkembang itu justru akan menuntun pada jalan sesat, menghabiskan waktu, bahkan lebih parah lagi, menghancurkan hidup seseorang.

Dikutip dari laman Money Talk News, berikut adalah 10 kesalahpahaman umum seputar uang yang sebetulnya lebih cocok dianggap sebagai khayalan dibandingkan fakta:

1. Makin banyak uang hidup makin bahagia

Sebelum membenarkan mitos ini, coba tengoklah kehidupan Anna Nicole Smith, John Belushi, Marilyn Monroe, Michael Jackson, Jimi Hendrix, dan Elvis Presley. Apakah ketenaran dan kekayaan membuat mereka bahagia?

Kebahagian datang dari bagaimana Anda menghargai diri sendiri. Dan harga diri adalah sesuatu yang tak bisa dijual.

Daripada Anda terobsesi dengan uang, pikirkan kembali apa hal yang benar-benar membuat Anda bahagia. Selanjutnya, hasilkan cukup uang lewat aktivitas-aktivitas itu. Membuatnya lebih banyak merupakan hal yang memboroskan dari kehidupan Anda di planet ini.

2. Pendapatan besar menjauhkan tumpukan utang

Apa yang membedakan orang dengan penghasilan Rp450 juta setahun dengan utang Rp900 juta dengan mereka yang bergaji Rp4,5 miliar setahun dan utang Rp9 miliar? Jawabannya, tidak ada. Kecuali jika mereka memiliki uang untuk dana cadangan.

Utang seringkali meningkat seiring naiknya penghasilan. Apa yang menjauhkan Anda dari utang bukanlah penghasilan tinggi atau kekayaan. Satu-satunya jalan adalah tak meminjam uang

3. Miliarder senantiasa hidup mewah

Hasil penelitian The Millionaire Next Door mengungkapkan rata-rata orang kaya AS mengendarai mobil biasa, tinggal di rumah yang sudah ditempati puluhan tahun dan menghindari pakaian bermerek. Inilah cara yang membuat mereka menjadi miliarder.

Lalu siapa yang membeli pakaian bermerek selama ini? Kemungkinan mereka yang tak pernah menjadi kaya karena menggunakan kebebasan keuangan esok hari untuk kesenangan saat ini.

4. Makin banyak uang, kekhawatiran makin berkurang

Omong kosong. Uang bukanlah akhir kegelisahan. Dia akan terus menyebabkan berbagai kekhawatiran kehilangan uang. Mereka yang tak memiliki banyak uang untuk makan atau tempat tinggal memiliki lebih banyak hal yang dikhawatirkan.
Namun, ketika Anda sudah memiliki cukup uang sesuai kebutuhan, kelebihannya justru akan menambah kekhawatiran bukan menghilangkannya.

5. Uang bisa membantu mencari cinta

Bagi sebagian wanita yang tak terlalu terpikat dengan uang, mereka umumnya lebih tertarik dengan ambisi dan intelektual apalagi jika dikombinasikan dengan humor. Semua orang tertarik dengan mereka yang memiliki kepercayaan diri dan bisa mentertawakan diri sendiri.

Seperti burung merak, orang kaya dengan mudah menarik perhatian. Apakah Anda ingin menghabiskan hidup dengan seseorang yang sangat dangkal dan tidak aman karena hanya tertarik dengan uang Anda?

6. Saya bisa bersenang-senang jika memiliki lebih banyak uang

Tak bisa disangkal, uang bisa mewarnai elemen dari hari-hari yang menyenangkan. Namun, jika Anda membutuhkan lebih banyak uang untuk bersenang-senang, Anda akhirnya akan merasa bosan. Kalaupun Anda menjadi miliarder, Anda tetap akan merasa bosan.

7. Uang berarti keamanan

Ketika Anda mendalami lebih jauh, tujuan utama uang adalah membuat hidup begitu mudah diprediksi. Uang membuat Anda bisa mengontrol lingkungan dengan mempersiapkan hal yang tidak diinginkan.

Walau sebagian dari mitos ini betul, tak ada uang yang cukup untuk membuat segala sesuatu bisa dikendalikan. Anda bisa saja mati terkena serangan jantung ketika sedang membaca tulisan ini.

8. Uang bisa memudahkan bertemu orang-orang menarik

Stacy Johnson, penulis dari Money Talk News, mengatakan, "Jika saya ingin mengoptimalkan peluang saya menemukan orang-orang menarik, saya tidak akan pergi ke country club terdekat." 

Tak jarang Stacy mengaku bertemu orang-orang kaya yang sangat sombong, berpikiran sempit, penuh kepura-puraan, dan tukang menghakimi. Namun, perilaku mereka itu bukan karena kekayaannya. Perilaku itu muncul karena mereka tak pernah mengatasi kesulitan.

Cara seseorang mengatasi kesulitan seringkali membuat orang-orang tertarik. Bukan berapa banyak uang yang dimiliki.

9. Saya butuh uang untuk bepergian dan itu penting

Dunia ini adalah tempat yang menarik dan perjalanan yang terencana dengan baik membuat Anda lebih tertarik. Namun, pesiar sering kali muncul dalam berbagai bentuk dan tentunya dengan biaya yang berbeda-beda.

Dalam bukunya Life of Debt, Stacy memberikan gambaran menarik mengenai salah satu kesenangannya yaitu berlayar. Di buku itu diceritakan, pasangan hidupnya membangun sebuah kapal dan berlayar mengelilingi dunia, bekerja ketika diperlukan dan tak pernah menghabiskan uang dalam jumlah besar. Kapal itu tak memiliki AC, kulkas, bahkan sebuah radio.

Apa yang dilakukan orang kebanyakan dalam situasi yang sama adalah menunggu uang lebih banyak untuk membiayai keinginan mereka pergi berlayar menggunakan kapal mewah. Hasilnya jelas, orang ini biasanya menghabiskan hidupnya di dalam dok kapal. Sungguh sia-sia.

10. Uang bisa membeli teman

Mitos ini tak hanya salah tapi juga bertentangan dengan fungsi uang sebenarnya. Stacy mengaku memiliki banyak teman super kaya dan dari pengamatannya, uang hanya mampu menarik teman berkumpul dan bukan teman sesungguhnya.

Banyak orang kaya yang sama sekali tak percaya dengan motivasi uang semacam itu. Tak jarang teman sesungguhnya dari orang terkaya dan terkenal adalah mereka yang telah mengenalnya sebelum kaya atau terkenal.(mlk)

Sumber : vivanews.com

Selasa, 11 September 2012

Tips Memilih Pekerjaan atau Bisnis yang Tepat

Jakarta - Saat memilih pekerjaan ataupun bisnis sering kali terbalik, sering kali orang memilih yang paling mudah terlebih dahulu. Walaupun dia tidak suka atau pekerjaan tersebut tidak menghasilkan seperti yang dia inginkan, dia tetap saja memilih yang paling mudah.

Contohnya: ketika orang lulus kuliah atau lulus sekolah, pertama kali pekerjaan apapun akan diterima, bahkan dia menekuninya, ataupun dipecat ataupun pensiun dia tidak mencari pekerjaan lain.

Kenapa? Karena dia mencari yang mudah. Dalam hidup ini kalau Anda mencari yang mudah, Anda dapat yang mudah tapi belum tentu menghasilkan, tapi kalau Anda mencari yang menghasilkan dan yang Anda suka, mendadak hidup Anda akhirnya jadi mudah.

Jadi didalam hidup ini, hal pertama yang harus diperhatikan dalam bisnis adalah harus memilih goal-goal yang kita inginkan seperti apa? Goal keuangan, goal apapun, goal kesehatan, goal waktu kita, goal relationship kita, goal intelektual kita, mental kita dan kemudian kita sadari goal-goal tadi kira - kira butuh uang berapa? Butuh biaya berapa?

Dan kemudian sadari goal - goal kita tadi butuh biaya berapa dan kapan. Dan dari biaya tersebut, kita hitung kita butuh uang tersebut hingga umur berapa.

Setelah melakukan hal tersebut, baru kita cari: bisnis - bisnis apa atau pekerjaan apa yang bisa menghasilkan ke arah sana dalam waktu yang seperti saya inginkan. Bisnis tadi bisa jadi banyak sekali, entah bisnis online ataupun offline, dan setelah ditulis, baru kita pilih mana yang kita suka. Kita harus memilih yang kita suka, karena kalau kita tidak suka, tidak bisa jalan.

Coba bayangkan: "Apakah Michael Jordan bisa sukses seperti hari ini, tapi ternyata sebenarnya dia tidak suka basket?" Tidak mungkin. "Apakah Madonna tidak suka nyanyi, tidak suka menari?". Tidak mungkin. Nah kita cari yang kita suka. Anda tanya: "Boleh tidak: yang menghasilkan tapi kita tidak suka?". Jawabnya: "Boleh" dengan syarat: secepat mungkin kita delegasikan.

Saran saya: cari yang Anda suka, tetapi menghasilkan. Kemudian dari yang menghasilkan dan Anda suka, baru pilih mana yang mudah dicapai. Semoga bermanfaat, saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat!(hen/hen)(mlk)

Sumber : detik.com 

Rabu, 05 September 2012

Trik Cepat Kaya Ala Menteri Koperasi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarif Hasan menyatakan tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi, yaitu 6,3 persen di mana 493 ribu merupakan lulusan sarjana. Enterpreneurship merupakan salah satu cara untuk menyerap pengangguran.

Meski angka kemiskinan ini termasuk tinggi,  jika dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Indonesia masih lebih baik. Untuk itu dia mendorong agar masyarakat Indonesia berwirausaha agar dapat menyerap pengangguran.

"Seorang entrepreneur memiliki nilai yang sangat tinggi karena dapat berperan di masyarakat sebagai penyerapan tenaga kerja yang semakin tinggi," kata Syarif dalam Talkshow dan Launching Buku "Cracking Entrepreneurs" milik Rhenald Kasali di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Ia menjelaskan jika ingin kaya, maka jangan menjadi karyawan. "Karyawan kaya pasti akan berhadapan dengan KPK, sedangkan seorang entrepreneurship kaya tidak akan dicurigai karena wirausahawan memiliki pintu rezeki 10," ujarnya.

Pemerintah sendiri telah mencanangkan gerakan entrepreneurship sejak 2 tahun yang lalu. Hasilnya cukup menggembirakan, pada waktu awal gerakan ini dicanangkan jumlah wirausaha baru sekitar 0,18 persen.

"Banyak peluang di hadapan kita dan negara-negara lain sangat menyadari potensi Indonesia," katanya.

Syarif menjelaskan masyarakat sudah mulai menyadari bahwa entrepreneurship telah menjadi prioritas untuk menjadi bangsa yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari peran Guru Besar Ekonomi UI, Rhenald Kasali.

Rhenald, lanjut Syarif, telah menginspirasi generasi muda untuk menggiatkan entrepreneurship. Semangat yang ditunjukkan melalui buku-bukunya menular ke masyarakat Indonesia baik itu akademisi, pemerintah maupun generasi muda. (umi)(mlk)

Sumber : vivanews.com

5 Tanda Bisnis Pemula yang Bakal Sukses

Setiap tahun ratusan perusahaan baru bahkan ribuan startup (perusahaan baru bidang teknologi) mencoba peruntungannya dalam persaingan bisnis yang makin ketat. 

Tak jarang beberapa diantara mereka harus gigit jari dan terpaksa melihat bisnis yang mereka bangun dari awal itu harus berhenti beroperasi karena kalah bersaing.

Di pihak lain, sebagian diantara pebisnis pemula ini akhirnya lolos dalam saringan dan berhasil mengembangkan bisnisnya hingga menjadi gurita besar. 

Sebetulnya tanda-tanda bisnis baru yang bakal menjelma menjadi perusahaan besar bisa dilihat sejak awal. Dikutip dari laman Forbes, Selasa, 17 Juli 2012, berikut adalah 5 tanda-tanda bisnis-bisnis para pemula yang bakal meraih kesuksesan:

1. Memiliki konsumen jelas
Tahukah Anda, bisnis yang sedang Anda kerjakan memiliki konsumen yang bersedia membayar produk atau jasa yang anda tawarkan. Sayangnya, banyak pebisnis baru yang gagal menangkap asumsi para konsumennya. 

Bisnis baru yang bakal menuai sukses biasanya menghitung skala pertumbuhan berdasarkan basis data konsumen yang teruji, tetap dan rela membayar. 

2. Memperlihatkan perspektif strategis
Ini merupakan lawan dari perusahaan yang berjalan dalam posisi panik atau tengah berusaha bertahan. Bisnis baru yang sukses senantiasa merencanakan dan berpikir jauh mengenai ekspansi bisnis secara nasional dan global. 
Perusahaan itu juga memiliki agenda setahun dan lima tahun yang jelas.

3. Bagaimana cara pengelolaan keuangan?
Tak pernah ada waktu yang lebih baik dalam memulai sebuah bisnis. Namun, mungkin tak ada waktu yang lebih menantang dibandingkan ketika Anda harus berhadapan dengan masalah pinjaman maupun pendanaan saat memulai bisnis di tahap awal. 

4. Dijalankan penuh transparansi
Komitmen, integritas, dan transparan adalah tiga hal yang sangat berkaitan. Organisasi yang sukses biasanya memiliki sedikit, bahkan tak ada satupun, hal yang disembunyikan. Hidup akan terasa lebih mudah jika Anda memiliki sedikit rahasia mengenai metode tagihan, harga, maupun strategi akuisisi. 
Strategi ini juga sangat efektif untuk membuat para pekerja Anda lebih loyal dan memiliki keterikatan yang kuat.

5. Komunikasi
Sebuah pepatah mengatakan, Setiap pemimpin maupuan perusahaan besar senantiasa memiliki komunikasi yang baik. Mereka mengkomunikasikan berita baik dan buruk dalam bahasa tegas dan langsung.  

Perusahaan besar biasanya tidak pernah lahir karena satu orang dan berdiri sendiri. Bahkan perusahaan yang telah sukses saat ini menyadari setiap peluang dan kebutuhan vital akan berhasil ditempuh jika terjadi komunikasi yang baik.  (sj)(mlk)

Sumber : vivanews.com

21 Perbedaan Cara Pikir Miliarder dan Orang Biasa (II)

Miliarder wanita dunia asal Australia, Gina Rinehart, memberikan pernyataan keras kepada media dengan mengatakan kalangan kelas menengah terlalu cemburu dengan orang-orang kaya.

Gina yang tengah terlibat kasus hukum perebutan harta warisan ini menganggap kalangan kelas menengah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi dibandingkan bekerja keras guna mengumpulkan kekayaannya.

Pengarang buku How Rich People Think, Steve Siebold, yang telah mewawancari miliarder hampir tiga dekade mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat kalangan super kaya ini seolah terpisah dengan kalangan lain.

Dikutip dari Business Insider, perbedaan sebetulnya terletak pada uang itu sendiri. Ini adalah mengenai mentalitas.

"Kalangan kelas menengah sering menasihati untuk bahagia dengan apa yang dimiliki," kata Steve. "Secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ketakutan bila ingin berkaitan dengan uang".

Berikut adalah 21 perbedaan cara berpikir para miliarder dan orang-orang biasa: (Untuk melihat 10 cara pikir lainnya, klik link ini).

11. Orang biasa menilai pasar modal dikendalikan oleh logika dan strategi. Orang kaya tahu bahwa pasar modal dikendalikan emosi dan keserakahan.

Sukses investasi di bursa saham tak selalu hanya berdasar formula hitung-hitungan matematika. Orang kaya justru menilai faktor utama yang mengendalikan pasar keuangan adalah ketakutan dan keserakahan. "Mereka memasukkan faktor ini pada perdagangan dan tren pasar modal," kata Siebold.

Pengetahuan mengenai sifat alami manusia dan dampak overlap pada perdagangan pasar modal memberikan investor keuntungan strategis dalam membangun kekayaan lebih besar melalui leverage.

12. Orang biasa hidup di atas kebutuhan mereka, orang kaya justru sebaliknya.

Orang kaya hidup di bawah standar kebutuhannya, bukan karena mereka cerdas. Namun, karena mereka membuat banyak uang untuk hidup mewah di saat mengantongi pasokan layaknya seorang raja di masa mendatang.

13. Orang biasa melatih anaknya untuk bertahan. Orang kaya melatih anaknya untuk menjadi kaya.

Kalangan orang kaya melatih anak-anaknya sejak usia dini dengan mengenalkan konsep berpunya dan tak berpunya. Meski banyak orang yang berpendapat bahwa Siebold mengakui dirinya mendukung ide elitism tersebut, dia menolak pandangan itu.

"Masyarakat selalu mengatakan orang tua mengajarkan anaknya untuk melihat ke bawah (masyarakat yang lebih miskin). Itu tak semuanya benar," kata Siebold. "Apa yang mereka ajarkan pada anaknya adalah melihat dunia melalui mata yang lebih objektif."

14. Orang biasa memiliki uang yang membuatnya stres. Orang kaya mencari kedamaian pikiran dalam kekayaan.

Alasan mengapa orang kaya mendapat kekayaan lebih banyak adalah mereka tidak takut untuk mengakui bahwa uang bisa membuat masalah selesai.

"Kalangan menengah melihat uang sebagai kebutuhan yang tak pernah ada habisnya, sehingga harus memenuhi sepanjang hidup".

15. Orang biasa memilih terhibur daripada terdidik. Orang kaya justru sebaliknya.

Umumnya orang-orang kaya tak banyak berinvestasi dalam bentuk pendidikan formal. Justru yang mereka lakukan adalah belajar sepanjang waktu, kendati masa pendidikan telah usai.

"Ketika masuk ke rumah orang kaya, hal pertama yang Anda lihat adalah ruang perpustakaan mahal berisi buku-buku yang telah membuat mereka menjadi sukses".

16. Orang biasa berpikir orang kaya adalah sombong. Orang kaya hanya ingin dikelilingi oleh golongan yang memiliki pemikiran sama.

Mentalitas negatif dari uang yang telah meracuni kalangan kelas menengah membuat kalangan orang kaya memilih untuk bergaul dengan masyarakat yang sama dengan mereka.

"Orang kaya tak bisa menerima pesan mengenai kiamat dan kegelapan," kata Siebold.

17. Orang biasa fokus pada menabung. Orang kaya fokus pada pendapatan.

Siebold berteori, kalangan orang kaya memfokuskan dirinya memikirkan cara meraih untung dari risiko yang diambil. Langkah ini lebih dipilih daripada menyimpan uang yang telah diterimanya.

18. Orang biasa bermain aman dengan uangnya. Orang kaya tahu kapan waktunya mengambil risiko.

19. Orang biasa senang kenyamanan. Orang kaya mencari kenyamanan dalam ketidakpastian.

Bagi sebagian orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menjadikan risiko sebagai jalan menjadi miliarder. Tantangan yang bagi kalangan kelas menengah akan menciptakan posisi tak nyaman.

"Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosi merupakan tujuan utama dari pemikiran kalangan kelas menengah".

20. Orang biasa tak pernah mengaitkan uang dan kesehatan. Orang kaya tahu bahwa uang bisa menyelamatkan hidup.

Di saat sebagian besar masyarakat AS berselisih mengenai isu Obamacare dan jaminan asuransi kesehatan perusahaan, kalangan super kaya justru mendaftar layanan kesehatan super elite.

Orang kaya ini menjadi anggota dari asuransi yang memberikan jaminan 24 jam yang hanya bisa diakses segelintir masyarakat.

21. Orang biasa percaya bahwa mereka harus memiliki keluarga bahagia atau menjadi kaya. Orang kaya tahu bagaimana mendapatkan semua itu.

Ide mengenai kekayaan akan memunculkan waktu berkumpul keluarga yang mahal, tak lain hanya sebuah pembiaran. Orang kaya berpikir Anda bisa memiliki semuanya jika melakukan pendekatan pada tantangan itu dengan pikiran penuh cinta dan kekayaan. (art)(mlk)

Sumber : vivanews.com

Minggu, 02 September 2012

Ciputra: Indonesia Butuh Orang Kreatif

Pengusaha properti kawakan Ciputra menganggap, sekolah di Indonesia kebanyakan mengajarkan teori semata. Untuk bisa bangkit dari keterpurukan, Indonesia harus memperbanyak jumlah pewirausaha sekaligus merombak kurikulum pendidikan.

"Sekolah di Indonesia itu kebanyakan teori, kebanyakan menghafal. Padahal Indonesia butuh orang kreatif sehingga tidak diperlukan kebanyakan teori, tapi langsung praktek," kata Ciputra saat memberikan sambutan Pelatihan Kewirausahaan di kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin (3/9/2012).

Ciputra memisalkan bahwa untuk bisa pandai berenang, maka calon perenang harus diajarkan berenang secara langsung di kolam, bukan hanya diberikan teori saja. Begitu juga saat belajar naik sepeda motor, maka harus belajar langsung mengendarai sepeda motor.

Untuk mengubah citra pendidikan tersebut, Ciputra menginginkan ada perombakan kurikulum di bidang pendidikan, khususnya ada penambahan mata pelajaran atau mata kuliah tentang wirausahawan. "Kalau perlu menterinya harus seorang wirausahawan. Kurikulumnya harus dirombak. Jangan hanya menghafal saja. Itu tidak perlu," jelasnya.

Begitu pula dengan wirausaha. Masyarakat Indonesia harus diberdayakan dengan pengetahuan dan praktek tentang wirausaha, apapun jenisnya.

Bagi Ciputra, belajar wirausaha adalah belajar sesuatu yang menarik dan menantang. "Dulu saya tidak pernah ranking satu. Jadi selalu saja ada yang lebih pintar dari saya. Tapi ternyata, orang yang menjadi ranking satu itu sekarang menjadi sekretaris saya. Saya menjadi bosnya," kenangnya.

Menurut Ciputra, orang yang terlalu pintar itu hanya menjadi penurut. Mereka tidak mampu dan tidak berani merombak pakem yang sudah ditentukan. Akhirnya mereka menjadi pekerja biasa.

Sementara orang yang biasa-biasa saja namun memiliki kecerdasan emosi (emotional quotient) dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient) adalah ciri khas orang yang sukses menjadi pewirausaha. "Jadi untuk sekolah ini, mereka jangan hanya di tes Intelligent Quotient (IQ) saja. Tapi juga harus EQ dan SQ, biar seimbang. Selain itu wawasan otak kanannya juga harus diperkuat, jangan hanya mengandalkan otak kiri,"
pesannya.(mlk)
 
 
Sumber : Kompas.com
Editor :Erlangga Djumena

Siapapun Bisa Menjadi Kaya (1)

Pembaca yang bijak, Lebaran baru saja berlalu, pengeluaran uang dalam jumlah yang besar telah dilakukan. Setelah Lebaran usai, kini saatnya anda melakukan akumulasi kekayaan dengan tujuan agar pertumbuhan aset maksimal atau dengan bahasa sederhana kita membuat diri kita menjadi kaya! Anda mau?

Nah artikel berikut ini merupakan salah satu cara yang dapat anda lakukan agar bisa menjadi lebih kaya secara finansial. Paparan ini jika dilakukan dengan disiplin akan membuat diri anda berpotensi besar menjadi kaya. Ini berlaku bagi siapa saja tanpa memandang besarnya penghasilan perbulannya.

Sekali lagi yang terpenting anda mampu untuk melakukannya secara disiplin terhadap penghasilan anda setiap bulannya, jika tidak disiplin maka dapat dipastikan paparan ini tidak ada manfaatnya bagi pertumbuhan aset anda. Namun bagi anda yang mampu untuk disiplin secara konsisten maka potensi peningkatan aset keuangan anda sangat besar, marilah kita mulai secara bertahap.

Tahap 1 – Difinisi Kaya

Setiap orang memiliki difinisi yang berbeda terhadap ‘Kaya’, namun kami membatasinya dalam memandang kekayaan secara finansial saja, jadi di luar itu kami tidak membahasnya. Bagaimana dengan aset non finansial seperti kendaraan, rumah dan barang-barang lain?, untuk hal itu dipersilahkan untuk melakukan konversi teradap aset non finansial menjadi aset finansial (lakukan valuasi aset tersebut menjadi harga pasar wajar).

Baiklah, kita kembali kepada difinisi kaya: Kaya adalah suatu hasil pertumbuhan dari investasi yang telah dilakukan dan pertumbuhannya berhasil melampaui inflasi dari suatu negara di mana sang investor tersebut menetap.

Jadi berdasarkan penjelasan diatas maka seseorang tidak akan bertambah kaya jika dia:
• Tidak melakukan investasi;
• Melakukan investasi tetapi pertumbuhan hasilnya dibawah inflasi.

Marilah kita melakukan introspeksi secara objektif atas diri kita sendiri, sudahkah kita melakukan?:
• Investasi baik di sektor riil maupun sektor finansial?;
• Dalam melakukan investasi apakah kita sudah mengenal karakter profil resiko diri kita sendiri?, apakah kita termasuk dalam golongan konservatif, moderat atau agresif?

Demikian pembaca yang bijaksana, hal diatas adalah merupakan koridor pertama yang harus dilalui jika kita ingin merealisasikan pertumbuhan aset finansial secara signifikan. Untuk melakukannya wajib ada pengorbanan dari sisi keuangan. Pemasukan anda dibelanjakan dengan ketat demi masa depan keuangan yang lebih baik (bukankah anda ingin kaya kelak?).
Uang anda hanya untuk memenuhi kebutuhan rutin dan bukan keinginan rutin

Uang anda hanya untuk memenuhi kebutuhan rutin dan bukan keinginan rutin, sekali lagi bukan keinginan sehingga terjadi efisiensi minimal sebesar 10 persen dari pendapatan anda setiap bulannya. Dengan kalimat sederhana, pendapatan yang dapat digunakan hanya sebesar 90 persen.

Tahap 2 – Lakukan Investasi Bukan Spekulasi
Setelah kita sisihkan minimal 10 persen dari pendapatan maka langsung investasikan dana tersebut. Sesungguhnya ada batasan tipis antara investasi dan spekulasi, begitu tipisnya ‘benang’ ini sehingga sering kali seseorang tidak menyadari bahwa ia sedang terjerumus dalam spekulasi.
Untuk menghidarinya, berikut ini bisa dijadikan rambu atau pedoman agar kita tidak terjerumus dalam jurang ‘spekulasi’. Dalam melakukan investasi di sektor finansial seseorang wajib untuk:
• Menentukan jangka waktu investasi yakni:
o Jangka pendek <=1 tahun, potensi hasil investasi rendah;
o Jangka menegah 1 <= 3 tahun, potensi hasil investasi sedang;
o Jangka panjang > 3 tahun, potensi hasil investasi tinggi.

Untuk menentukan jangka waktu cukup dengan mengetahui tujuan investasinya, misal investasi untuk pendidikan tinggi anak (usia saat ini 12 tahun), maka dana pendidikan tersebut diperlukan 6 tahun dari sekarang, berarti investasi yang dilakukan jangka panjang, dan lain sebagainya.

Sebagai catatan penting:
o Potensi hasil investasi bukan merupakan jaminan, maksudnya adalah hasil investasi dapat berada diatas ataupun dibawah dari hasil yang direncanakan;
o Investasi bisa mengalami pertumbuhan yang besar, sedang maupun kecil bahkan tidak mustahil dapat mengalami kerugian, investasi sangat berhubungan dengan resiko. Nah untuk mengeliminir resiko kerugian maka penentuan jangka waktu investasi menjadi sangat wajib;
o Jika ada investasi yang menjanjikan tingkat imbal hasil secara fix atau tetap maka berhati-hatilah, biasanya iming-iming pengembalian yang sangat luar biasa besar setiap bulannya (agar menarik calon investor). Untuk diketahui bahwa investasi dimanapun tidak bisa menjanjikan tingkat pengembalian yang tetap, mengapa?, karena investasi berkorelasi langsung dengan resiko. Jadi semakin besar potensi tingkat pengembalian maka semakin besar pula potensi resikonya. Berdasarkan data biasanya investasi yang seperti ini dapat dengan cepat menggerus modal anda hingga habis, ludes.

• Alokasikan uang anda pada kendaraan yang tepat
Berbicara investasi di sektor finansial maka berdasarkan hasil riset secara empiris bahwa alokasi aset memegang peranan terbesar (sekitar 90 persen) dalam hal pertumbuhan hasil investasi, sisanya adalah rumor (kabar angin) dan momentum (saat masuk dan keluar investasi), nah kalau hasil riset investasi di sektor finansial sudah membuktikan demikian maka saatnya kita memilih kendaraan yang tepat untuk investasi kita.
Kami merekomendasikan sebagai pemula sebaiknya alokasikan investasi anda di intrumen Reksa Dana, mengapa demikian?, karena kendaraan investasi reksa dana memiliki ‘supir yang berlisensi’, ya bagaikan supir kendaraan ia memiliki ijin atau lisensi dari Bapepam sehingga kendaraan tersebut relatif aman, asalkan kita tepat memilih kendaraan tersebut, nah bagaimana caranya?

Berikut adalah tahapan yang kami ilustrasikan untuk seorang investor reksa dana pemula:

lustrasi Tabel Alokasi Investasi untuk Investor
Jangka waktu
Tenor investasi
Saran kendaraan investasi
Bobot atas alokasi kendaraan investasi (%)
Konservatif
Moderat
Agresif
Jangka pendek
<= 1 Thn
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
80
50
40
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
20
45
50
Reksa Dana Campuran (RDC)
0
5
10
Jangka menegah
1 <= 3 Thn
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
60
40
0
Reksa Dana Campuran (RDC)
40
60
100
Jangka panjang
> 3 Thn
Reksa Dana Campuran (RDC)
60
50
0
Reksa Dana Saham (RDS)
40
50
100
 Catatan penting:                  
Tabel ini hanya ilustrasi untuk pemula bukan merupakan keharusan        
Untuk lebih jelasnya silahkan melakukan konsultasi dengan Perencana Keuangan Anda     

Setelah kita mengetahui kisaran aset alokasi yang tepat, langkah selanjutnya adalah menentukan target pertumbuhan reksa dana, bagaimana caranya? Nantikan penjelasannya di artikel yang akan kami sajikan dalam waktu dekat.(MLK)
--
Taufik Gumulya, CFP®
Wealth & Financial Planner pada TGRM Perencana Keuangan



Editor :

Erlangga Djumena